Thursday, 19 December 2013

APA ITU ISTIDRAJ?

Istidraj ialah suatu kelebihan atau keunggulan yang diberikan Allah kepada para hamba-Nya yang bukan dari golongan orang-orang yang bertakwa dan soleh, termasuk juga sebahagian hamba-Nya yang kafir dan membangkang terhadap Islam. Kelebihan itu sengaja diberikan oleh Allah kepada mereka agar mereka bertambah jauh dari Allah dan bertambah maksiat kepada-Nya, sampai pada waktu dan batas yang ditentukan. Pada umumnya diakhiri dengan akibat buruk bagi orang itu. Contohnya, kekuasaan dan keunggulan yang diberikan kepada Firaun. Yang mana dengan kekuasaan itu, Firaun tidak bertambah taat kepada Allah. Bahkan makin bertambah derhaka kepada Allah s.w.t, malah mendakwa dirinya sebagai Tuhan.

Istidraj ialah tindakan maksiat yang Allah balas dengan nikmat dan Allah membuat dia lalai untuk beristighfar, sehingga dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan semua hukumannya.

Istidraj ialah ‘hukuman’ yang diberikan sedikit demi sedikit. Allah biarkan orang ini dan tidak disegerakan adzabnya.   

Pemberian nikmat Allah kepada manusia yang mana pemberian itu tidak diredhaiNya. Rupa-rupanya nikmat, kesenangan, kemewahan adalah bertujuan untuk menghancurkannya.
  
Allah berfirman, “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan (istidraj) beransur-ansur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Al-Qalam: 44)

Rasullulah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :"Apabila kamu melihat bahawa Allah Taala memberikan nikmat kepada hambanya yang selalu membuat maksiat (durhaka), ketahuilah bahawa orang itu telah diistidrajkan oleh Allah SWT."  Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah, “Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara mengejut, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44) (HR. At-Tabrani, Ahmad dan Al-Baihaqi)


Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment